Saat Bakteri dan Virus Serang Otak

Serangan meningitis yang disebabkan bakteri dan virus di otak ini sering kali datang dengan gejala yang susah dikenali

SERANGAN meningitis yang disebabkan bakteri dan virus di otak ini sering kali datang dengan gejala yang susah dikenali. Padahal bila telat penanganannya, radang otak ini bisa menyebabkan kematian.

Radang otak telah merenggut nyawa Giska, putri sulung artis Dewi Yull. Setelah tiga bulan berjuang melawannya, Giska pun mengembuskan napas yang terakhir. “Dua hari yang lalu Giska masuk ke Rumah Sakit Suyoto ini. Karena di kepala Giska terdapat virus dan virus itu menyerang ke otaknya dan itu terjadi selama satu bulan,” terang Dewi Yull di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (10/6) lalu.

Sejak itu kondisi kesehatan Giska terus menurun karena terkena penyakit meningitis, yaitu adanya peradangan otak. “Banyak cairan menumpuk di kepalanya,” ujarnya. Sebelum masuk rumah sakit, Giska mengalami pusing secara terus-menerus selama tiga bulan terakhir. “Katanya kepalanya berat sekali. Ya seperti terkena stroke,” katanya.

Sakit kepala memang bisa menjadi pertanda adanya virus yang merongrong otak. ”Tidak semua sakit kepala itu sama penyebabnya. Jika sakit kepala yang dirasa semakin lama semakin parah, maka harus diwaspadai. Segera periksakan diri ke dokter,” ujar ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit Internasional Omni Alam Sutera Tangerang Dr Alfred Sutrisno SpBS.

Beberapa penyakit yang memiliki gejala keluhan sakit kepala salah satunya adalah meningitis. Alfred menjelaskan, meningitis adalah suatu penyakit radang selaput otak, di mana ada dua penyebabnya, yaitu terinfeksi bakteri ataupun virus. “Pada umumnya meningitis 90 persen disebabkan oleh bakteri, misalnya bakteri TBC, Strptococcus pneumoniae, Nisseria meningitidis, dan biasanya sering terjadi di asrama-asrama ataupun di barak-barak tentara. Dan yang menyerang selaput otak,” ujar Alfred.

Haemophilus influenza tipe B (Hib) juga dapat menjadi penyebab meningitis pada orang dewasa maupun anak-anak. Dan bisa juga disebabkan oleh infeksi jamur maupun HIV (virus). Meningitis merupakan suatu peradangan dari selaput-selaput otak (yang disebut meningen), yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Selain disebabkan oleh virus dan bakteri, meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari jaringan- jaringan tubuh tanpa infeksi.

Meningitis yang disebabkan bakteri disebut sebagai meningitis bakterialis. Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, karena akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Berbeda halnya pada meningitis yang disebabkan oleh bakteri yang bisa mengakibatkan kematian pada 50 persen anak yang terkena.

“Meningitis disebabkan oleh menjalarnya infeksi melalui darah yang melewati sawar darah otak, atau melalui penjalaran infeksi yang terjadi dekat otak seperti sinusitis, otitis media atau radang telinga, atau sebagai komplikasi operasi otak, kepala, maupun operasi leher,” tuturnya.

Pada bayi, penyakit yang juga disebut sebagai penyakit radang selaput otak ini memiliki gejala yang sulit diketahui. Dan apabila sembuh, penyakit ini sering memperlihatkan gejala sisa berupa kelumpuhan, tuli, kurangnya kemampuan belajar, dan lain-lain.

Penyakit yang sering diderita mulai umur 25 tahun atau di atas umur 60 tahun dan di bawah umur 5 tahun ini memiliki perbandingan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan adalah satu banding satu. Sedangkan faktor pemicunya, di antaranya kecanduan alkohol, penderita anemia, penderita kanker.

“Penderita yang menerima transplantasi organ dan meminum obat immuno supressive juga merupakan seseorang yang memiliki risiko tinggi terkena meningitis,” ucap dokter yang juga berprofesi sebagai konsultan bagian saraf ini.

Penggunaan vaksin IPD (Invasive Pneumococcal Disease) sejak 10 tahun yang lalu di Amerika Serikat berhasil menurunkan angka prevalensi penyakit pneumokokus, termasuk meningitis. Hal itu pula yang dicanangkan di Indonesia untuk mencegah terjadinya peningkatan angka kematian akibat meningitis. Seperti pada 2006, vaksin IPD sudah tersedia di Indonesia dan telah dianjurkan penggunaannya oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

“Berikan vaksin ini pada bayi mulai usia dua bulan hingga sembilan tahun untuk mencegah meningitis,” saran Staf Divisi Syaraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Dr Hardiono Pusponegoro SpA(K).

Meningitis memang dapat dicegah dengan vaksinasi IPD. Kecenderungan menunda vaksinasi sampai berumur lebih dari satu tahun bisa membahayakan karena meningitis lebih sering terjadi pada anak kecil berumur kurang dari satu tahun.

sumber : okezone.com

Leave a comment